Cerita Berlibur Dunia Dongeng Bernama Liechtenstein - RiangRia Blog

Cerita Berlibur Dunia Dongeng Bernama Liechtenstein - RiangRia Blog - Hallo sahabat Visible to Books Library, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Cerita Berlibur Dunia Dongeng Bernama Liechtenstein - RiangRia Blog , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Cerita Berlibur Dunia Dongeng Bernama Liechtenstein - RiangRia Blog
link : Cerita Berlibur Dunia Dongeng Bernama Liechtenstein - RiangRia Blog

Baca juga


Cerita Berlibur Dunia Dongeng Bernama Liechtenstein - RiangRia Blog


Liechtenstein. Saya nyaris lupa negeri itu ada. Sampai diingatkan rekan kerja saya. Mbak Ati. "Teman gue pernah kasih prangko apa tuh, negara kecil di Eropa itu?" Dan meluncurlah nama Liechtenstein dari mulut saya. Kebetulan pembicaraan itu terjadi menjelang keberangkatan saya ke Munich, tepat setahun silam. Dan saya mengusulkan pada Wolfgang, pacar teman saya, Dedes, buat liburan ke Vaduz, ibukota Liechtenstein.
Karena posisinya dekat Jerman dan berbahasa ibu Jerman pula, saya pikir Wolf pernah dong main-main ke Liechtenstein. Ternyata belum. Dan dia heran apa yang membuat saya terpikir akan Liechtenstein. Ya, saya ceritakan obrolan tadi. Maka, setelah istirahat saya cukup, saya, Dedes, dengan disopiri Wolf bertolak menuju Liechtenstein. Belum lagi sampai Vaduz, kota tujuan kami, saya dan Dedes setidaknya, tercengang melihat pegunungan Alpen yang terhampar di kanan kiri jalan. Bak sedang berada di negeri dongeng, ya minimal dongeng Heidi deh. Lagian kan Liechtenstein memang tetangga Swiss, jadi nggak salah dong. Saya sibuk memelototi Alpen yang megah dengan salju di puncaknya, sementara Dedes sibuk mengabadikan panorama menakjubkan itu dengan kameranya.
Tiba di Vaduz, dongeng itu makin nyata. Penduduknya ramah (nanti saya ceritakan kejadian konyol yang saya alami di Vaduz, yang ujung-ujungnya malah membuat saya terharu), mungkin yang teramah yang pernah saya temui di muka bumi ini. Tak soal saya tak bisa bahasa Jerman sama sekali, ummm, kecuali enschuldigen dan danke schoen. Mereka sangat bersahabat dan sangat membantu. Sayang saya gagal menaklukkan tantangan naik ke atas sebuah bukit, buat melihat istana Raja dan Ratu Liechtenstein dari dekat. Bo, naiknya jauh lebih tinggi dibanding naik ke Sacre Coeur, yang begitu saja sudah bikin saya misuh-misuh! Cuma Wolf yang tahan berjalan mendaki sampai puncaknya. Dia pula yang menghadiahkan foto-foto kota Vaduz dari puncak bukit, yang terlihat begitu menawan dikelilingi Alpen.
Malam hari, Alpen yang tak lagi terlihat jelas, tergantikan keajaiban Gereja St. Florin, yang selesai dibangun tahun 1873. Ajaib, karena, lagi-lagi, bak menikmati pemandangan dari negeri dongeng! St. Florin yang bergaya neo-gothic itu, terlihat misterius sekaligus eksotis, dengan pepohonan rimbun membayangi kanan kirinya. Apalagi kami menikmati pemandangan itu hanya setengah jam menjelang tengah malam.
Vaduz dan Liechtenstein, ternyata, seperti dikisahkan orang-orang di Internet, memang terbilang mungil. Nggak semungil Vatikan tentu saja, tapi Vaduz, misalnya, cukup mungil untuk dijelajahi dengan jalan kaki saja, seperti yang kami lakukan. Dan ketika sudah waktunya kami meninggalkan Vaduz - kami hanya menginap semalam -, kami pergi dengan berat hati. Selain penduduk dan pemandangannya, makanannya pun nikmat - contohnya apfelstrudel terbaik yang pernah saya cicipi! Saking terkesannya, Wolf berjanji akan "mengajak teman-temannya untuk mengunjungi Vaduz."


Demikianlah Artikel Cerita Berlibur Dunia Dongeng Bernama Liechtenstein - RiangRia Blog

Sekianlah artikel Cerita Berlibur Dunia Dongeng Bernama Liechtenstein - RiangRia Blog kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Cerita Berlibur Dunia Dongeng Bernama Liechtenstein - RiangRia Blog dengan alamat link http://riangria-alien.blogspot.com/2017/07/cerita-berlibur-dunia-dongeng-bernama.html

Komentar