Cerita Berlibur Belanja Murah di Paris - RiangRia Blog

Cerita Berlibur Belanja Murah di Paris - RiangRia Blog - Hallo sahabat Visible to Books Library, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Cerita Berlibur Belanja Murah di Paris - RiangRia Blog , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Cerita Berlibur Belanja Murah di Paris - RiangRia Blog
link : Cerita Berlibur Belanja Murah di Paris - RiangRia Blog

Baca juga


Cerita Berlibur Belanja Murah di Paris - RiangRia Blog

Paris yang kota mode sudah pasti identik dengan butik. Dari 4 lokasi pergelaran busana paling top dunia, konon cuma dua lokasi yang diperhitungkan para pelaku mode: Paris dan Milan (well, setidaknya begitu saya baca di novel Devil Wears Prada, versi terjemahan tentunya : )). Jadi, tak heran di Avenue des Champs-Elys�es bertebaran butik perancang terkenal. Tapi Paris tidak hanya punya LV dan segala yang serba mahal di Champs-Elys�es. Pada 7 Juni 2006 sore, saya menemukan barang murah di area Champs-Elys�es. Persisnya di department store Monoprix. Saya masuk ke situ bukan karena niat belanja. Champs-Elys�es gitu lho, yang benar saja! Saya "terpaksa", mengantar Sandy beli baju buat anaknya yang badung, Lukas. Lukas mengotori bajunya saat main di Versailles. "Gara-gara kamu nakal nih, Mama mesti keluar uang lagi buat beliin kamu baju!" begitu ia mengomeli Lukas di metro. Hihihi.
Eh, ternyata harga barang di Monoprix masih taraf menengah buat Prancis. Sweter-sweter cewek, masih adalah yang harganya 30-40 euro. Kalau ditelusuri lebih lanjut, cocok juga Monoprix dibilang tarafnya menengah ke bawah. Ada slippers dari bahan kain seharga 5 euro saja (sekitar 60 ribu perak)! Kebetulan saya pengin banget punya slippers. Tapi di Jakarta harganya berlebihan buat saya, di atas 120 ribu rupiah. Saking pengennya, di Paris jalan-jalan saya pinjam slippers Sandy yang warnanya pink keunguan. Ternyata slippers itu membawa keberuntungan. Pakai slippers, dapat slippers biru toska 5 euro di Monoprix! Hebat, kan ada barang sebegitu murah di Champs-Elys�es yang elite? Ya memang slippers-nya bukan buatan Prancis, melainkan Bangladesh. Tapi kan tetap saya bisa membanggakan slippers itu dibeli di Champs-Elys�es!
Yang juga barang murah di Champs-Elys�es, parfum Yves Rocher. Yang kata Sandy, parfum pasaran di Paris. Bagaimana enggak murah. Eau de toilette dengan wewangian natural 100 ml, bisa didapatkan dengan harga 7,5 euro saja! Wanginya awet lagi, semprotan sekali di leher saja bisa tahan setengah hari. Kalau lagi diskon gede-gedean, 50 persennya serius! Mulai dari eau de toilette lavender (dari 18 euro jadi 9 euro), pelembap bibir, sampai lipstik dengan harga 1-2 euro saja. Dengan harga begitu, saya enggak pernah mengira Yves Rocher buka gerai di Champs-Elys�es. Ya, tadinya saya pikir gerai Yves Rocher cuma ada di Gare du Nord - wajar dong parfum pasaran dijual di stasiun. Ternyata di Champs-Elys�es yang megah itu juga ada, toh. Tapi enggak lantas saya kalap memborong. Yang kalap itu adik saya, yang berkunjung ke Paris hampir setahun setelahnya. Saya memang berpesan pada dia agar membawakan eau de toilette Yves Rocher yang 30 ml (dari 3 euro, tahun ini naik jadi 4 euro) dengan wangi p�che alias peach dan m�r alias apa ya, blackberry atau apa gitu. Mungkin saking kagum dengan harga murahnya, dia membawa pulang 3 eau de toilette lavender 100 ml, 2 eau de toilette orange 100 ml, dan 9 eau de toilette p�che dan m�r 30 ml! Setelah dibagi-bagikan kepada tante-tante saya, di rumah masih tersisa beberapa. Maka saya pun sekarang ke kantor setiap hari pakai parfum; mana parfum yang dulu saya beli di Yves Rocher belum habis lagi.
Di luar Champs-Elys�es, makin banyak barang murah. Di Montmartre, tepatnya sepanjang jalan menuju Sacr�-Coeur, berdiri beberapa toko yang memasarkan baju sisa stok. Atasan macam kaus, kemeja ditaruh di rak berlabel harga 5 euro, celana jins biasanya 10 euro. Baju anak-anak 5-10 euro. Lumayan bermereklah; saya sendiri mendapatkan sepotong atasan Naf Naf seharga 6 euro. Cuma, seperti barang sisa stok lain di belahan dunia mana pun, jangan asal sambar barang sebelum diteliti. Mana tahu ada jahitan atau kancing yang lepas. Seperti juga kasus di Monoprix, mulanya saya, eh kami (saya dan Sandy) enggak berencana mampir. Berhubung saya pengin melihat pemandangan Paris dari atas Sacr�-Coeur, mau enggak mau melintasi toko itu. Dan, voila, kami pun tersangkut di situ 1 jam, tergiur harga murah yang terpampang jelas dari dalam toko tanpa penghalang kaca itu.
Beli suvenir murah, pun ada tempat khusus. Tapi boro-boro nama tempatnya, letaknya saja saya lupa. Pokoknya itu toko grosir, yang jualan orang China. Suvenir macam miniatur Eiffel berharga separuh lebih murah daripada di tempat-tempat wisata. Tas selempang mini berwarna hitam dengan jahitan Eiffel berwarna kuning di depannya, harganya variatif mulai 1,5-3,5 euro. Ada juga aneka kaus, tapi karena tak berminat, saya tak mengecek harganya. Yah, itulah arena jualan barang murah yang saya tahu di Paris. Kalau mau tahu lebih lanjut, tanya Sandy, okeh!


Demikianlah Artikel Cerita Berlibur Belanja Murah di Paris - RiangRia Blog

Sekianlah artikel Cerita Berlibur Belanja Murah di Paris - RiangRia Blog kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Cerita Berlibur Belanja Murah di Paris - RiangRia Blog dengan alamat link http://riangria-alien.blogspot.com/2017/07/cerita-berlibur-belanja-murah-di-paris.html

Komentar