Makassar.. Ayam Jantan dari Timur - RiangRiaBlog

Makassar.. Ayam Jantan dari Timur - RiangRiaBlog - Hallo sahabat Visible to Books Library, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Makassar.. Ayam Jantan dari Timur - RiangRiaBlog , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Makassar.. Ayam Jantan dari Timur - RiangRiaBlog
link : Makassar.. Ayam Jantan dari Timur - RiangRiaBlog

Baca juga


Makassar.. Ayam Jantan dari Timur - RiangRiaBlog

Demi menemani ayah mertua konferensi di Makassar, berangkatlah kami ke Makassar pada tanggal 26 - 30 November lalu.. 

Sebelumnya, Rinka sudah pernah berkunjung ke Makassar dalam rangka urusan kantor beberapa kali. Bosan? tentu tidak.. that's why pada post kali ini Rinka akan berbagi tentang objek wisata yang telah Rinka kunjungi dan review menurut Rinka (menurut Rinka loh, orang lain mungkin akan memiliki pendapat berbeda)

Suhu udara di Makassar pada waktu sampai adalah 33 derajat celcius (panaass) disarankan memakai baju dari bahan katun, sunscreen, dan kacamata hitam. 

Hotel yang kami tempati adalah Grand Clarion. Konon katanya ini adalah hotel paling bagus di Makassar. Well, hotelnya besar sih.. Lokasinya juga enak, dekat dengan pusat keramaian dan tidak susah mencari makan. Pegawainya ramah, namun tidak setangkas di Jakarta. Manajemennya harus belajar banyak dan benchmark dari Jakarta. Beberapa kejadian seperti alarm kebakaran menyala, mati lampu, amenities tidak diganti, merupakan beberapa hal yang kami alami selama di sana. Sarapan cukup beragam, proses check in check out juga cepat.

Oke, sekarang beralih ke tempat wisata di Makassar yang kami kunjungi, dan menurut kami wajib dikunjungi apabila baru berkunjung di Makassar

1. Malino
Bisa dibilang ini adalah "Puncaknya Makassar". Dataran tinggi yang berjarak sekitar 2-3 jam perjalanan dari kota Makassar, hutan pinus dan kebun teh adalah objek wisata paling menarik di sini. Tidak ada kendaraan umum yang menuju ke Malino, jadi Anda harus menyewa mobil pribadi. Hati-hati ya, banyak truk pasir yang suka melewati daerah itu, jadi jalannya tdk selalu mulus. 
Tidak ada restoran yang bagus dan terkenal di Malino, jadi untuk kalian yang suka restoran fancy atau decent, mendingan bawa bekal saja dari Makassar. 
Hutan Pinus Malino yang konon katanya terkenal dan setiap akhir minggu selalu menjadi ramai, dipenuhi sampah di mana-mana. sayang sekali. Biaya masuk 10k IDR per orang tampaknya kurang untuk menjaga tempat ini bebas dari sampah, padahal taman ini tidak terlalu luas. Udaranya Rinka akui memang sangat menyegarkan dan lebih dingin daripada Makassar. Jaket? oh tidak perlu sampai jaket sih, suhunya sekitar 24 derajat pada waktu kami ke sana. Ada yang mau bawa anak-anak? tersedia jasa naik kuda juga di sini untuk berkeliling hutan Pinus.

Hutan Pinus Malino
 Next, Malino Highland, atau orang Makassar menyebutnya dengan kebun teh. Biaya masuknya adalah 50k IDR per orang. Karena sedang musim kemarau, kebun tehnya sangat kering. sehingga apabila difoto tampak seperti musim gugur. Ada cafe di puncak bukit yang memiliki pemandangan sunset yang indah. Sayangnya siang itu cafe tersebut tutup karena melayani pangdam, jadi kita tidak bisa bersantai dan makan di sana. Foto-foto yang terkenal di Malino? nah itu dari cafe ini... ada kebun binatang mini, kebun bunga (walaupun isinya hanya bunga krisan dan berukuran sangat kecil) dan hamparan kebun teh yang cukup memanjakan mata. Air terjun juga ada, tapi kami tidak ke sana karena sedang kering. Waktu terbaik untuk mengunjungi Malino di Makassar adalah Mei-Juli karena masih musim penghujan, namun tidak deras, jadi kebun tehnya berwarna hijau, dan pengunjung tidak diterpa hujan selama bermain di sini.
Kebun Teh Malino

Kebun Bunga di dalam Malino Highland

Pemandangan dari atas cafe

2. Leang-Leang
Keesokan harinya kami memilih untuk berkunjung ke Bantimurung. Setelah menempuh 1,5 jam perjalanan dari Kota Makassar, kami mulai mendekati area Bantimurung. Sebelum menuju Bantimurung, kami melewati Taman Leang-Leang. Taman Leang-Leang merupakan taman purbakala yang menyimpan sejarah dari masa lalu. Batu-batu besar yang mengelilingi lembah ini merupakan batu karang yang dulunya adalah koral karena banyak ditemukan kerang laut di batu-batu tersebut. Masuk ke daerah Leang-Leang sekali lagi harus menyewa mobil, karena tidak ada angkutan umum yang melewati daerah tersebut. Sepanjang jalan menuju taman Leang-Leang kita dapat menikmati pemandangan kampung tradisional, rumah panggung khas Makassar dan juga batu-batu besar yang tadi Rinka ceritakan. Biaya masuk 10k IDR dan biaya parkir mobil 3k IDR. Ada 2 gua yang menarik di sini karena ada lukisan dari orang purbanya, namanya Leang Pettakere dan Leang Pettae. Bisa menghubungi petugas di loket untuk bisa masuk ke gua tersebut, karena harus ditemani guide. 
Taman Leang-Leang
Saran kami untuk berkunjung agak sore jadi tidak terlalu panas. Tidak ada tempat makan di sekitar area ini.

3. Bantimurung 
Setelah berkunjung ke Leang-Leang, selanjutnya adalah ke Bantimurung. Jaraknya hanya beberapa menit dari taman Leang-Leang. Biaya masuknya 25k IDR, namun untuk turis asing, biayanya adalah 225kIDR (luar biasa mahal). Taman ini adalah taman yang terkenal dengan kupu-kupu dan air terjunnya, yaitu air terjun Bantimurung. Sayang sekali pada waktu kami berkunjung, kupu-kupunya sedang tidak banyak. Jadilah kami berkeliling di sekitar taman dan menuju air terjun. Air terjunnya sangat ramai dikunjungi orang, dan anak muda beramai-ramai menaiki ban untuk bermain air di bawah air terjun. Kami naik tangga ke atas air terjun Bantimurung untuk menuju ke Gua yang berisi stalaktit. Gua ini sangat gelap, sehingga harus menggunakan senter masuk ke dalam sini. Saran Rinka, mending membawa senter sendiri karena pemandu di sana bisa men-charge sampai 100k IDR untuk memandu dan meminjamkan senter ke dalam gua yang hanya berjarak 100 m. Di dalam gua tersebut akan dijumpai seperti Batu Cinta, Celah untuk berdzikir, Mata air yang konon katanya untuk wudhu, dan terakhir adalah tempat sholat. 
Air terjun Bantimurung
Sarana umum seperti kamar mandi, tempat sholat, tempat makan, sudah lumayan lengkap di sini.. jadi tidak usah khawatir, hanya saja akan sangat penuh apalagi di akhir minggu. 

4. Tanjung Bira
Perjalanan menuju Tanjung Bira adalah 6-7 jam dari kota Makassar. Resort yang terkenal di sini adalah yang dimiliki oleh pasangan asing. Apa yang menarik dari Tanjung Bira? tentunya pasir putih dan laut biru yang sangat indah. sayang kami tidak ke sana karena keterbatasan waktu. 

Jadi, ada wisata apalagi di Makassar yang belum kami kunjungi? ada saran? boleh loh di-share.. Blog post selanjutnya adalah wisata kuliner di Makassar... see you!



Demikianlah Artikel Makassar.. Ayam Jantan dari Timur - RiangRiaBlog

Sekianlah artikel Makassar.. Ayam Jantan dari Timur - RiangRiaBlog kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Makassar.. Ayam Jantan dari Timur - RiangRiaBlog dengan alamat link http://riangria-alien.blogspot.com/2015/12/makassar-ayam-jantan-dari-timur.html

Komentar