Cerita Berlibur Provins, Atmosfer Abad Pertengahan - RiangRia Blog

Cerita Berlibur Provins, Atmosfer Abad Pertengahan - RiangRia Blog - Hallo sahabat Visible to Books Library, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Cerita Berlibur Provins, Atmosfer Abad Pertengahan - RiangRia Blog , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Cerita Berlibur Provins, Atmosfer Abad Pertengahan - RiangRia Blog
link : Cerita Berlibur Provins, Atmosfer Abad Pertengahan - RiangRia Blog

Baca juga


Cerita Berlibur Provins, Atmosfer Abad Pertengahan - RiangRia Blog

Saya belum pernah benar-benar menulis tentang perjalanan ke Provins, ya? 
Kesempatan berplesir ke Provins datang tak terduga.
Pada hari terakhir April 2005, Sandy tiba-tiba mengejutkan saya dengan pertanyaan, �Mau enggak pergi ke Provins? Kebetulan teman gue, Sam, mau ke sana besok.�
Provins (baca: pro-vang, dengan r sedikit kumur-kumur). Nama yang belum pernah saya dengar. Oh, itu kota tua yang terjaga keaslian dan keasriannya, lokasinya di luar Paris. Naik mobil, kira-kira satu setengah jam mencapainya; naik kereta Transilien dari Paris Est/Gare de l�Est, dengan tiket Paris Visite zona 1-6, sama saja. Ya, Paris bukan hanya berlimpah objek wisata di dalam kotanya. Di dekatnya pun ada saja yang perlu dikunjungi, kalau tidak rugi jauh-jauh ke Paris. Selain Disneyland dan Versailles, ada Provins, cite m�dievale atau kota dari abad pertengahan, tepatnya dari abad ke-12 dan 13 yang peninggalannya terjaga. Sejak 2001, Provins diakui sebagai pusaka dunia oleh UNESCO.
Akhirnya, pada Minggu pagi, saya dan Ita, teman Sandy yang juga asal Indonesia, ikut Sam bermobil ke Provins. Belum lagi sampai di tujuan, sekali lagi saya dibuat takjub keindahan Prancis. Mobil melintasi pertanian penghasil moster (mustard), saus kuning penyedap rasa hot dog itu lho. Di kanan-kiri jalan bermekaran bunga-bunga moster. Perjalanan kami diiringi lautan bunga kuning! Satu pemandangan baru lagi, langsung membuat saya meminta Sam meminggirkan mobil sejenak untuk foto-foto, hahaha. Untung Sam mau.

***

Tibalah kami di Provins. Kota yang di masa jayanya terkenal dengan arena perdagangan yang melibatkan banyak pedagang hingga dari Italia. Masuk ke Provins, bak masuk ke dunia lain. Atmosfer abad pertengahan telah menyapa melalui gerbang bertinggi lebih 25 meter � yang terus memanjang menjadi benteng hingga 5 km � yang dulunya dibangun demi keamanan penduduk juga para pedagang yang berkumpul di Provins. Baru saja melewati gerbang, saya membatin, Provins is very cute!Rumah-rumah tua berbingkai kayu yang terawat, tidak lapuk dimakan zaman, pemandangan yang menyegarkan mata yang penat disuguhi pusat perbelanjaan mewah dengan objek-objek wisata artifisial.
Untuk mengunjungi Provins, dikenakan tiket masuk. Mengantongi tiket itu, bebas memasuki setiap objek wisata di dalamnya. Khusus untuk pertunjukan khas abad pertengahan - pertunjukan kesatria berkuda, atraksi rajawali, atraksi senjata para kesatria - ada tarif tambahan. Tour C�sar, menara yang merapat ke benteng dan menjadi simbol Provins, pertama kami kunjungi. Fungsinya di masa lalu sebagai penjara, menara pengintai, dan tempat berlindung ketika perang berkobar. Beralih ke Grange aux D�mes (Tithe Barn), bangunan yang di era perdagangan Provins adalah pasar. Kini sebagai objek wisata, bawah tanah Grange aux D�mes menjadi lokasi eksebisi aktivitas perdagangan di abad ke-12 dan 13, terwakili antara lain melalui karakter pedagang Italia, pedagang wol, pembuat tembikar, dll.
Setelah melongok bagian dalam Gereja St Quiriace, juga dari abad ke-13, kami mengarah ke Place du Ch�tel, di mana terpancang Croix des Changes atau tugu bersalib yang dulunya lokasi pembacaan pengumuman penting. Kami menepi di sebuah restoran di seberangnya, melemaskan kaki seraya makan es krim. Setelahnya, Sam mengajak menonton pertunjukan L�gende des Chevaliers (Legend of the Knights); tentang penyambutan kembalinya Pangeran Thibaud IV dari Perang Salib, yang diinterupsi teror musuh-musuhnya dalam upaya penaklukan Provins. Memang untuk menonton mesti keluar beberapa euro lagi, tapi tangguuung, besok-besok belum tentu ada yang mau mengajak ke Provins, hehehe.
Pertunjukan L�gende des Chevaliers.

Bah, ternyata bahasa pengantar L�gende des Chevaliers adalah bahasa Prancis! Ya iyalah, ini Prancis, kali. Jadi, ya beberapa kali saya nginyem karena kecolongan jalan cerita yang dialognya tak saya tangkap, hah. Tapi secara keseluruhan pertunjukan 45 menit itu cukup menghibur, dengan para pemain berkostum ala abad pertengahan dan beberapa leluconnya � yang untungnya, kadang-kadang, masih bisa saya cerna.
Oh ya, sebagai buah tangan, beli produk olahan mawar khas Provins, yang bernama Latin rosa gallica atau dalam bahasa Inggrisnya rose of Provins � mawar ini, katanya, asalnya juga berupa buah tangan Thibaud IV dari perjalanan Perang Salib. Ada sabun mawar, madu mawar, dan kalau berminat mencoba, ada juga es krim rasa mawar! Di Kebun Mawar Provins yang juga mengembangkan banyak varietas mawar lain, mawar Provins merekah berlimpah setiap Mei-Juni.
Keluar dari Provins, hari masih sore. Ya, beberapa jam saja cukuplah untuk menambah 1 kota lagi dalam riwayat perjalanan saya (hore!) dan menambah wawasan tentang abad pertengahan di Prancis. Abad pertengahan yang masih bernapas melalui bangunan, tugu, dan pertunjukannya.


Demikianlah Artikel Cerita Berlibur Provins, Atmosfer Abad Pertengahan - RiangRia Blog

Sekianlah artikel Cerita Berlibur Provins, Atmosfer Abad Pertengahan - RiangRia Blog kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Cerita Berlibur Provins, Atmosfer Abad Pertengahan - RiangRia Blog dengan alamat link http://riangria-alien.blogspot.com/2012/06/cerita-berlibur-provins-atmosfer-abad.html

Komentar