Cerita Berlibur Warna-warni Korea di Musim Gugur - RiangRia Blog

Cerita Berlibur Warna-warni Korea di Musim Gugur - RiangRia Blog - Hallo sahabat Visible to Books Library, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Cerita Berlibur Warna-warni Korea di Musim Gugur - RiangRia Blog , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Cerita Berlibur Warna-warni Korea di Musim Gugur - RiangRia Blog
link : Cerita Berlibur Warna-warni Korea di Musim Gugur - RiangRia Blog

Baca juga


Cerita Berlibur Warna-warni Korea di Musim Gugur - RiangRia Blog

(sebenarnya ini ditulis 21 Oktober di Hotel Core Riviera, Jeonju, tapi karena terlalu mengantuk, saya tidak sempat mengedit dan menerbitkannya.)
Tujuh setengah tahun lalu, waktu bertugas di Meksiko, pemimpin sebuah negeri di Timur Tengah, Saddam Hussein terguling. Saya masih ingat, saya dan Panji menonton patungnya ditumbangkan oleh rakyat Irak melalui sebuah saluran TV Meksiko. Dan kini saat saya berada di Korea, Muammar Khadafi ditembak mati.
Oh, ya enggak ada hubungannya sih dengan kepergian saya. Cuma sedang terheran-heran saja.
Dan di Korea Selatan saya kini berada, hingga 3 hari ke depan. Karena tugas, tugas yang saya incar sejak beberapa bulan lalu. Pertama, alasan saya sepele: ingin belanja kosmetik Korea yang murah-murah! Hehehe. Alasan kedua juga sepele: tahun ini belum jalan-jalan keluar negeri, hihihi. Jadi makasih, ya, kantor dan Neng Deedee yang memberi saya kesempatan menambah koleksi visa saya :). Ya, boleh juga, dong saya tahu, seperti apa, sih Korea yang sedang ngehits dengan drama dan K-pop itu? Jadi, I expected nothing.
Expect nothing is the way you don't get disappointed. Saya tiba di Seoul, ibu kota Korsel, Kamis pagi kemarin (20/10). Musim gugur kedua saya setelah tahun 2000 di Meksiko dan (saat transit di) Jepang. I love fall. Dedaunan hijau kekuningan, kuning, merah, merah muda, juga yang masih hijau bersaing menarik perhatian. Dan sesungguhnya, musim gugur membuat Korea begitu menarik. Mengapa? Dua istana yang saya dan 3 rekan wartawan lain kunjungi, Changdeok di Seoul dan Gyeonggi di Jeonju (semoga nama-nama ini benar adanya :)), sekitar 3 jam perjalanan dari Seoul, didominasi warna merah dan hijau - perpaduan warna dedaunan ala musim gugur. Perpaduan yang cantik dan menyegarkan mata yang mengantuk karena hanya bisa tidur 2 jam di pesawat malam dari Jakarta menuju Seoul! Raja-raja Korea di masa lampau berselera bagus :).
Secret Garden

Pemandangan istana dan pepohonan rimbun - apalagi di Secret Garden-nya Changdeok, yang katanya baru terbuka untuk umum 5 tahun lalu, lho! - membuat saya rela berjalan jauh dan pakai acara mendaki-daki segala. Kata teman saya yang wartawan Jakarta Post dan ke mana-mana membawa Tolak Angin, "Kalau aku jalan kayak begini di Indonesia, pasti aku pingsan." Hahaha. Oh ya, perjalanan ini menginspirasi saya untuk terbang ke Paris lagi - kapaaan-kapaaan - di musim gugur.
Yang lebih menarik lagi di Gyeonggi, bahkan beberapa pohon di sekeliling istana pun punya sejarahnya sendiri! Ada pohon yang uniknya tidak tumbuh memanjang ke atas, melainkan seakan membungkuk, yang berusia 700 tahun. Ada pula pohon yang di masa Dinasti Joseon, yang memerintah Korea 600 tahun lebih, yang batang dan sejumlah dahannya polos dan kesat, seolah pohon itu merupakan hasil pahatan. Nah, pohon yang terakhir ini, di masa Joseon, dilarang ditanam di luar istana karena kepolosan dan kekesatannya dianggap vulgar, hehehe. Katanya sih, kalau batangnya digelitik, maka dahan-dahannya akan bergetar pertanda geli. Tapi saya kurang sensitif, kali, yah, dahan-dahannya tidak bereaksi tuh, hehehe. Kalau pohon bambu yang letaknya di samping istana, bagi orang Indonesia pasti biasa saja. Tapi di masa dinasti itu, pepohonan ini tidak boleh sampai terlihat menguning. Batang maupun dedaunannya harus selalu hijau, menandakan kemakmuran kerajaan. Bambu-bambu ini juga berguna sebagai senjata dalam peperangan melawan penjajah - lah sama, dong kayak Indonesia.
Pohon vulgar
Kalau soal-soal kawasan yang dihuni rumah-rumah khas Korea yang dipelihara dengan baik, sumpah memang cute, tapi saya lebih menyukai rumah-rumah kuno di Provins (Prancis) dan rumah-rumah pedesaan di Jerman. Hal lain yang bikin saya takjub, di jalan mana pun, setiap beberapa jengkal, berdiri kafe! Kebanyakan kafe-kafe dengan nama-nama kebarat-baratan yang belum pernah saya (juga Anda) dengar: Tom N Toms, Pascucci, Caffe Bene, Paris Baguette, Angel-in-us, Cre8... semacam itulah. Sebagian kafe besar, sebagian kafe mungil, tapi herannya selalu padat pengunjung. Orang Korea juga memiliki kebiasaan yang sama dengan orang Amerika, mengopi sebelum mulai bekerja. Eh, itu kebiasaan banyak orang, sih, cuma yang saya tahu cukup mencolok adalah di Amerika, di mana orang menggenggam segelas kopi dalam perjalanan menuju kantor (huh, ini mah terpengaruh film-film Hollywood). Pokoknya, di Korea khususnya Seoul, berjalanlah 30 meter saja, niscaya Anda akan menemukan kafe. Di samping hotel ada kafe, di samping minimarket ada kafe, di mana-mana ada kafe. Tapi kok di dekat hotel enggak ada toko Skinfood yaa :'(.




Demikianlah Artikel Cerita Berlibur Warna-warni Korea di Musim Gugur - RiangRia Blog

Sekianlah artikel Cerita Berlibur Warna-warni Korea di Musim Gugur - RiangRia Blog kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Cerita Berlibur Warna-warni Korea di Musim Gugur - RiangRia Blog dengan alamat link http://riangria-alien.blogspot.com/2011/10/cerita-berlibur-warna-warni-korea-di.html

Komentar