Cerita Berlibur Pop Mi dan Permen, Makanan Darurat - RiangRia Blog

Cerita Berlibur Pop Mi dan Permen, Makanan Darurat - RiangRia Blog - Hallo sahabat Visible to Books Library, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Cerita Berlibur Pop Mi dan Permen, Makanan Darurat - RiangRia Blog , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Cerita Berlibur Pop Mi dan Permen, Makanan Darurat - RiangRia Blog
link : Cerita Berlibur Pop Mi dan Permen, Makanan Darurat - RiangRia Blog

Baca juga


Cerita Berlibur Pop Mi dan Permen, Makanan Darurat - RiangRia Blog

Ini kejadian tolol waktu saya transit semalam di Narita, Tokyo. Yaaa, nggak bisa dibilang Tokyo juga sih, soalnya kalau mau ke pusat Tokyo pun masih jauh. Karena pesawat kami - saya dan 4 rekan, termasuk fotografer saya, Panji - ke Jakarta baru ada besok siangnya, maka kami ditransfer ke Hotel Nikko Narita. Bau-bau Jepang pun di sini nggak ada, soalnya kamar kami bernuansa modern dan sarapan kami makanan ala Barat.
Nah, seperti saya tulis tadi, kami mendapatkan sarapan ala Barat, tepatnya di sebuah restoran di hotel itu. Malamnya, kami nggak dapat voucher makan apa-apa. Untungnya saya punya simpanan 2 pop mi, yang konyolnya merek Jepang tapi saya bawa jauh-jauh dari Meksiko. Begitulah kejadiannya setiap kali saya pergi ke luar negeri. Saking takut kelaparan, saya selalu menyetok banyak-banyak makanan dan minuman. Alhasil, setiap mau pulang, selalu ada sisa entah itu pop mi, cokelat, susu, bahkan air natural! Dua teman saya di Meksiko, pasangan suami istri Fitra dan Dulce, pernah saya paksa-paksa membawa pulang susu dan pop mi yang tidak sempat saya konsumsi di Meksiko.
Kembali ke 2 pop mi. Satu masih saya simpan, satunya sudah saya berikan kepada Enno. Tinggal Panji, Mas Robi, dan Haris kelabakan. Apalagi justru mereka bertiga ini yang super gembul - saya dan Enno badannya jauh lebih mungil. Kacaunya, untuk makan pop mi pun Enno kebingungan. Pasalnya kemasan pop mi ala Jepang ini kan tidak dilengkapi garpu atau sendok! Saya beruntung karena bawa garpu plastik. Saya tawari pada Enno untuk memakai garpu itu gantian. Tapi Enno tak sabar, kadung kelaparan. Ia melahap pop mi itu dengan bantuan sikat gigi!
Lantas, bagaimana nasib tiga rekan saya yang lain? Saya tak ingat nasib Haris, yang sekamar dengan Enno tapi tak kebagian pop mi. Yang lebih kacau lagi, Panji dan Mas Robi. Sehari sebelum pulang dari Meksiko, mereka dititipi seseorang (nggak tega sebut namanya, hehehe) beberapa bungkus permen buat keluarganya di Jakarta. Karena tak tahu mesti makan apa - mau keluar juga jauh, namanya juga di ujung Tokyo, dan nggak ngerti bahasanya pula -, sementara perut minta diisi, kalau nggak salah sih mereka tega-tegain membuka bungkusan permen itu dan memakannya! Kalau salah ya maaf, tapi seingat saya benar deh. Apa perlu konfirmasi sama Panji dulu? Bisa sih, tapi paling dia cemberut. Nah, walau makan permen banyak, tetap nggak kenyanglah. Nggak heran mereka besoknya tiba di lokasi sarapan lebih dulu daripada saya, dengan makanan yang berporsi lebih besar pula. Duh, saya harap yang menitipkan permen itu bisa memaklumi.


Demikianlah Artikel Cerita Berlibur Pop Mi dan Permen, Makanan Darurat - RiangRia Blog

Sekianlah artikel Cerita Berlibur Pop Mi dan Permen, Makanan Darurat - RiangRia Blog kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Cerita Berlibur Pop Mi dan Permen, Makanan Darurat - RiangRia Blog dengan alamat link http://riangria-alien.blogspot.com/2007/06/cerita-berlibur-pop-mi-dan-permen.html

Komentar