Cerita Berlibur Merusak Barang, Dapat Hadiah - RiangRia Blog

Cerita Berlibur Merusak Barang, Dapat Hadiah - RiangRia Blog - Hallo sahabat Visible to Books Library, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Cerita Berlibur Merusak Barang, Dapat Hadiah - RiangRia Blog , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Cerita Berlibur Merusak Barang, Dapat Hadiah - RiangRia Blog
link : Cerita Berlibur Merusak Barang, Dapat Hadiah - RiangRia Blog

Baca juga


Cerita Berlibur Merusak Barang, Dapat Hadiah - RiangRia Blog

Vaduz, Liechtenstein, 3 Juni 2006. Tepat setahun kemarin.
Saya, Dedes, dan Wolf tiba sekitar jam 3 sore di Vaduz, setelah berkendaraan kurang lebih 4 jam dari Munich, Jerman. Setengah jam membereskan barang di hotel bintang tiga Landhaus am Giessen yang amat nyaman, kami jalan kaki menuju pusat kota. Lapar, bo. Baru memasuki pusat kota, Dedes melihat museum prangko. Ya sudah, mumpung masih buka, kami lihat-lihat koleksi prangko Liechtenstein yang jadi buruan banyak orang. Tapi cuma sebentar kami di situ. Gara-garanya, petugas museum menjelaskan, berhubung weekend, toko-toko suvenir cuma buka sampai jam 4 sore! Dan waktu menunjukkan pukul 4 kurang 5 menit!
Kami berlari secepat kilat menuruni museum prangko, menuju sebuah toko suvenir yang terletak di depannya. Duh, jangan sampai kami besoknya meninggalkan Vaduz tanpa suvenir. Sudah negeri ini unik, pun akses ke mari agak sulit. Bandara tak ada. Bus keliling Eropa Eurolines tak lewat sini. Kalau naik kereta, mesti berhenti di perbatasan Austria, tepatnya di Feldkirch, atau di perbatasan Swiss, di Sargans atau Buchs, lalu menyambung naik bus lokal. Malas nggak sih, sementara untuk mencapai bagian Eropa lain cukup sekali naik kendaraan. Ya, mumpung Wolf mau mengantar, jangan disia-siakan, dong.
Dengan napas terengah-engah, kami melangkah masuk toko suvenir itu - sayang saya lupa namanya. Seorang wanita umur awal 30-an mengawasi toko itu. Setelah mengambil gelas, pajangan bola salju, saya memutuskan membeli fridge magnet alias tempelan kulkas. Fridge magnet yang antara lain bergambar Alpen, istana Raja Liechtenstein, bahkan ada yang bertuliskan Swiss - setia sama tetangga rupanya - itu menempel rapi di dinding samping meja kasir. Setelah berhasil menggapai 2 fridge magnet, saya mencoba meraih satu lagi yang posisinya agak tinggi. Ya ampun. Fridge magnet itu jatuh ke lantai! Masih untung nggak pecah berkeping-keping. Tapi apa untungnya, ya kalau kepingan bergambar pemandangan istana terbelah dari magnetnya! Ya, sudahlah, saya pikir, relakan saja 6 euro itu melayang buat pengganti fridge magnet yang saya rusak itu. Toh salah saya, kan. Jadi saya bilang pada sang pengawas toko - yang entah pemilik atau bukan -, "Saya bayar! Biar saya ganti!" Kenapa pakai tanda seru? Itu pertanda panik, bo.
Selanjutnya, saya tidak mengharapkan sama sekali. Kehilangan 6 euro jelas rugi - tambah 2 euro lagi, bisa naik Eiffel (eh, sekarang tarifnya 9 euro, ya?). Tapi kalau di Indonesia saja berlaku "barang pecah berarti sama dengan membeli", mestinya apalagi di Eropa yang standarnya lebih ketat, ya? Ternyata, saya salah. Mungkin karena ini kejadiannya di negeri dongeng Liechtenstein. Si wanita pengawas toko tak menghiraukan ocehan saya. "Ambil saja yang baru, yang ini biar saya betulkan," katanya tenang sambil membubuhi lem di kepingan fridge magnet yang saya jatuhkan, sambil senyam-senyum. Ketika saya memaksa membeli fridge magnet di tangannya itu, dia malah mencegah. "Jangan, ini biar saya betulkan dulu. Perlu waktu buat mengeringkan lemnya. Ambil saja yang baru, tak apa-apa," katanya lagi. Serius? Ia mengangguk. Waduh, jadi nggak enak. Dia bahkan menambahkan, "Kalau nggak jadi beli yang ini, atau mau pilih yang lain, nggak apa-apa juga kok." Di bagian Eropa mana, ya saya berada? Oh iya, Liechtenstein.
Kejutan belum berakhir. Selesai membayar dan berulang kali mengucapkan maaf dan terima kasih, saya meninggalkan toko. Di luar, Wolf mengambil sesuatu dari kantong belanjanya. "Ini, wanita tadi memberikan kita masing-masing serangkaian kartu pos Liechtenstein!" katanya. Ya, ini hanya terjadi di Liechtenstein. Merusak barang, malah dapat hadiah.


Demikianlah Artikel Cerita Berlibur Merusak Barang, Dapat Hadiah - RiangRia Blog

Sekianlah artikel Cerita Berlibur Merusak Barang, Dapat Hadiah - RiangRia Blog kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Cerita Berlibur Merusak Barang, Dapat Hadiah - RiangRia Blog dengan alamat link http://riangria-alien.blogspot.com/2007/06/cerita-berlibur-merusak-barang-dapat.html

Komentar