Cerita Berlibur Serangan Panik - RiangRia Blog

Cerita Berlibur Serangan Panik - RiangRia Blog - Hallo sahabat Visible to Books Library, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Cerita Berlibur Serangan Panik - RiangRia Blog , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Cerita Berlibur Serangan Panik - RiangRia Blog
link : Cerita Berlibur Serangan Panik - RiangRia Blog

Baca juga


Cerita Berlibur Serangan Panik - RiangRia Blog

Pada 14-16 Mei 2005, saya keliling Barcelona, Spanyol. Lima jam pertama di sana habis begitu saja buat mencari di mana hostel saya - dan setelah menemukannya pun, saya masih mesti bekerja keras membangunkan pemiliknya - dan ikut tur jalan kaki 2 jam di kawasan indah Barri Gotic. Saya terkagum-kagum mendapati sinagog dari abad ke-12 tersembunyi di sebuah jalan sempit, kalau tidak mau dibilang gang. Saya Muslim, tapi saya sangat menghargai betapa Barcelona merawat dengan baik warisan sejarah. Di ujung perjalanan, kami berhenti di sebuah tempat yang sangat bermakna buat pengagum Picasso, Museu Picasso atau Museum Picasso. Di situ disimpan rapi lukisan-lukisan karya sang maestro. Tapi saya memutuskan melewatkannya - toh saya bukan penggemar Picasso - dan bertanya pada sang pemandu bagaimana caranya kembali ke hostel. Dan pada poin ini saya mendapat kejutan tidak menyenangkan; katanya hari Senin (16 Mei) itu hari besar, jadi toko dan restoran di Barcelona tutup. Apaaaaaa???

Kalut - panik sebenarnya -, saya berjalan kembali ke hostel. Maklum deh ya, saya datang dengan informasi minim, jadi saya nggak menyangka kalau hari libur, toko-toko juga libur. Tapi kekalutan saya kontan berganti jadi optimisme, ketika seorang cewek London, Natasha, yang sekamar dengan saya di hostel, mengajak saya ke pasar dan supermarket dekat hostel. Yah, mungkin saja nggak ada restoran buka di hari libur, tapi setidaknya saya bisa menyetok makanan. Saking takut kelaparan, saya membeli tiga kotak kecil susu, dua botol besar air natural, sepotong sandwich (atau dua potong?), roti, dan yang paling konyol, sekantong besar Twix, yang berisi 20 keping cokelat! Eh, di supermarket itu saya nyaris melakukan kesalahan. Saya sempat lupa, di Eropa kasir tidak bertugas membungkus barang belanjaan. Untungnya saya ingat, sebelum tiba giliran pelanggan lain dilayani kasir. Kalau tidak, bisa-bisa saya didamprat.

Reaksi panik saya, seperti biasa, berlebihan. Natasha meyakinkan, nggak mungkin tujuan wisata sepopuler Barcelona menutup pintu dari turis, di hari libur sekalipun. Dia tertawa mendengar serangan panik saya, tapi dia, juga cewek-cewek lain yang sekamar, nggak bisa menolak Twix. Saya juga menawari seorang cewek New York, Vicki, buat membawa sebotol air natural saya untuk menemani perjalanannya ke Sevilla. Dan di hari Senin, tak ada pintu tertutup, setidaknya di area La Rambla, tempat hostel saya berada, dan Pla�a Catalunya. Saya bisa membeli T-shirt buat adik saya di Hard Rock di Pla�a Catalunya, dan tentunya makan siang saya di restoran lokal. Setelah mengagumi Barri Gotic sekali lagi - saya sempat tersesat sekali di jalan-jalannya yang sempit dan berliku-liku -, saya bertolak ke Sants untuk mengejar bus ke Paris. Hasta luego, Barcelona!



Demikianlah Artikel Cerita Berlibur Serangan Panik - RiangRia Blog

Sekianlah artikel Cerita Berlibur Serangan Panik - RiangRia Blog kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Cerita Berlibur Serangan Panik - RiangRia Blog dengan alamat link http://riangria-alien.blogspot.com/2007/04/cerita-berlibur-serangan-panik-riangria.html

Komentar