Cerita Berlibur Aroma Indonesia di Barcelona - RiangRia Blog

Cerita Berlibur Aroma Indonesia di Barcelona - RiangRia Blog - Hallo sahabat Visible to Books Library, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Cerita Berlibur Aroma Indonesia di Barcelona - RiangRia Blog , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Cerita Berlibur Aroma Indonesia di Barcelona - RiangRia Blog
link : Cerita Berlibur Aroma Indonesia di Barcelona - RiangRia Blog

Baca juga


Cerita Berlibur Aroma Indonesia di Barcelona - RiangRia Blog

Di Amsterdam, Belanda, banyak orang Indonesia, wajar - Indonesia-Belanda kan punya ikatan historis yang kuat. Di Paris juga wajar, apalagi di butik Louis Vuitton yang megah di Champs-Elys�es - ternyata banyak orang Indonesia yang kaya, ya? Tapi di Barcelona, terus terang saya tak pernah menyangka. Ekspektasi saya di Barcelona, ngoceh dalam bahasa Spanyol dengan penduduk lokal dan makan paella (yang batal lantaran mesti menunggu dimasak selama 25 menit, sementara saya telanjur kelaparan). Nggak terbayang ketemu orang Indonesia atau menemukan hal-hal yang berbau Indonesia. Tapi Barcelona mengejutkan saya.

Bermula saat saya ikut Picasso Walking Tour yang diorganisir Kantor Informasi Turis Barcelona, 5 jam setelah tiba di Barcelona. Sebetulnya tur ini nggak ada dalam jadwal saya. Tapi sebagai komplimen atas pembelian Barcelona Card - kartu yang mempermudah saya dalam penggunaan transportasi lokal - di kantor turis, saya mendapat tur gratis. Saya sadar nggak tahu apa-apa soal Picasso. Tapi kalau lewar tur ini saya bisa mengenal tempat-tempat yang menarik, kenapa disia-siakan? Toh gratis. Jadi, selama 2 jam, saya dan sekitar 20-an turis - malangnya saya sendiri yang tanpa pasangan, huh - dipandu seorang guide perempuan, berjalan menyusuri Barri Gotic, area cantik yang dikelilingi bangunan-bangunan tua. Saya nggak menyesal deh ikut tur, walau kaki rada gempor karena belum sempat istirahat setelah 15 jam perjalanan dari Paris dengan bus. Saya jadi tahu kalau Pablo Picasso muda biasanya hang out di sebuah kafe yang cute, El Quatro Gats (bahasa Katalan, artinya The Four Cats). Tapi yang nggak pernah kepikiran, kenyataan bahwa tepat di seberang El Quatro Gats - hmmm, mungkin tepatnya di depan, wong jalannya sempit kok - berdiri sebuah tempat berlabel Betawi! Sementara turis lain sibuk memotret El Quatro Gats, saya satu-satunya yang pandangannya beralih ke lain tempat. Sambil berusaha mengintip ke dalam si Betawi, saya menerka-nerka tempat apa kiranya itu. Toko? Restoran? Saya menarik kesimpulan restoran, cuma dari namanya dan letaknya. Maksudnya letaknya yang di depan El Quatro Gats. Habis acara intip-mengintip saya nggak menghasilkan apa-apa. Tapi biar begitu saya cukup pede, Betawi itu betulan restoran. Buktinya ketika teman saya berniat ke Barcelona pada Desember 2005 dan minta rekomendasi rumah makan, dengan yakin saya menyebut Betawi. Tapi tanpa denah, soalnya saya nggak ingat. Di hari terakhir saya di Barcelona, 16 Mei 2005, saya sebetulnya ingin kembali ke sekitar El Quatro Gats dan Betawi - yang pertama buat kepentingan memotret El Quatro Gats, momen yang terlupakan gara-gara melihat Betawi, dan yang kedua karena penasaran betul tidak Betawi itu restoran. Tapi, ya itu, saya lupa jalan kembali ke sana. Tapi akhirnya rasa penasaran saya dijawab artikel tentang Barcelona yang dimuat harian Kompas sekitar 5 bulan lalu. Waktu itu saya berteriak-teriak girang, "Eh, benar kan, waktu itu yang gue lihat emang restoran Indonesia!"

Aroma Indonesia belum berhenti menguntit saya. Di Barcelona, saya tinggal di kamar hostel berkapasitas 6 perempuan - saya booking kamar khusus perempuan. Malam pertama menginap, saya pikir kamar sedikit lega, lantaran cuma dihuni 4 perempuan. Tapi toh kamar kami nggak lega-lega amat. Pasalnya ada 2 koper super besar, yang tergeletak begitu saja di tengah kamar, menghambat gerak kami. Yang mengherankan, 2 koper itu tak bertuan (apa mestinya tak bernyonya?). Maka seorang dari kami berinisiatif menyingkirkan koper-koper yang juga super berat itu keluar kamar, seizin staf hotel yang juga heran.

Tapi hanya sebentar 2 koper itu menghilang dari pandangan kami. Tiba-tiba masuk 2 perempuan, sembari menggotong koper-koper itu masuk kembali ke dalam kamar. Saya memperhatikan wajah mereka berdua. Rasanya kok familier. Yang satu agak gemuk, berkulit cokelat, berambut hitam. Satunya lagi tinggi kurus, berkulit putih, berambut kepirangan hasil cat. Orang Indonesia? Kejutan lagi. Tapi saya menunggu sampai mereka membuka mulut, untuk meyakinkan tebakan saya benar.

Setelah beberapa saat, harapan saya terkabul. Perempuan yang berkulit cokelat berkata, "Tasnya ditaruh di mana?" Positif, orang Indonesia! Saya langsung menyambar, "Mbak, dari Indonesia, ya?" Mereka sama terkejutnya. Mereka rupanya telah memperhatikan saya, tapi mengira saya asal Filipina. Sumpah, senang banget ketemu orang setanah air nun jauh di sana! Di Barcelona lagi. Makin senang lagi waktu tahu, ternyata kami punya teman yang sama. Dua cewek itu, Elma dan Grace, pernah sekantor dengan kakak teman saya, Risna. Nggak salah ada yang bilang, dunia cuma selebar daun kelor. Bukan kali pertama saya mengalami kejadian di atas. Di Meksiko 6,5 tahun lalu, saya pernah mengobrol dengan pengasuh anak seorang staf KBRI. Selidik demi selidik, ternyata dia tante seorang teman kuliah saya! Duh, sudah jauh-jauh, ketemunya bukan orang jauh.



Demikianlah Artikel Cerita Berlibur Aroma Indonesia di Barcelona - RiangRia Blog

Sekianlah artikel Cerita Berlibur Aroma Indonesia di Barcelona - RiangRia Blog kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Cerita Berlibur Aroma Indonesia di Barcelona - RiangRia Blog dengan alamat link http://riangria-alien.blogspot.com/2007/04/cerita-berlibur-aroma-indonesia-di.html

Komentar